Minggu, 04 Mei 2014

Onnie Series : ASTAGAA! (cerpen)

Ku post disini. Dari pada ngejamur di facebook =)

Siang itu cerah. Gak terlalu panas. Matahari juga tidak terlalu heboh mengeluarkan energinya. Yang disinari menerima dengan ceria. Banyak yang menghabiskan siang ini di luar. Entah itu sekedar jalan-jalan, olah raga, dan kegiatan outdoor lainnya. Semua turut serta meramaikan hari itu. Seakan-akan tidak mau ketinggalan keceriaan matahari.

       Tapi itu semua gak berlaku buatku. Mau matahari seneng, bahagia (sama aja kayaknya?), galau, ancur bodo amat! Aku lagi kesel banget sama adik tiriku. Sumpah dia rese' banget. Dia anak paling nyebelin di dunia!!!

       But hey, don't me judge to hard. Bukan karena dia adik tiri maka aku membencinya. Bukan. Aku gak membencinya. Cuman kesel aja. Dia itu isengnya gak ketulungan. Entah mamanya dulu ngidam apa ketika mengandungnya. Burung beo mungkin :D .
       Mamanya. Apa kalian merasa aneh dengan kata itu. Kenapa aku mengatakan seperti itu? Bukannya kalau mamanya itu berarti mamaku, bukan?
       Hehe... Mama dia bukan mamaku. Jelas karena dia adik tiriku. Papa kandungku sudah lama meninggal. Karena kecelakaan kereta api. Kereta api yang ditumpangi terguling saat akan pulang dari Bandung. Padahal, sudah 2 minggu aku menunggu kedatangannya. Aku sudah menunggu keceriaannya, nasehatnya, oleh-olehnya. Tapi itu semua menjadi mimpi. Dia meninggal saat aku berumur 7 tahun. Setelah dia berada di bandung selama hampir setahun. Bayangkan. Aku benar-benar menunggu kedatangan hari itu. Aku bangun pagi, mandi cepat cepat, sarapan terburu-buru untuk menyambutnya. Dan...... Dan...... Itu...... . Yah, kalian tau kelanjutannya. Ahhh.... Mataku berkaca-kaca lagi. :'(
       Sedangkan mama adikku meninggal saat melahirkannya. Benar-benar tragis. Bahkan dia belum sempat mendapat senyuman dari mamanya. Sebetulnya, aku juga sedih mendengar itu. Tapi karena dia raja jahil, hilang sudah itu. Tapi bukan berarti aku dengan suka-suka membahas itu. Aku juga menangis kalau dia menceritakan itu.
       Hey, aku belum berkenalan! Maaf. Aku kalau sedang bercerita selalu begitu. :D
       Kenalkan, namaku Ririn Autumn Nadhilani. Panggil aja Onnie. Tapi terserah, sih. Mau Rin, Ririn, Autumn, Lani. Suka suka kalian. Yang pertama kali memanggilku Onnie itu papa. Kalau mama manggil Rin. Setelah papa meninggal aku meminta mama memanggilku Onnie. Hanya mama. Yang lain terserah.
       Tapi, jangan terkecoh dengan 'Autumn'. Bukan karena ada kata itu di namaku, berarti aku blasteran. Nggak. Aku orang Indonesia asli. 'Autumn' itu bermakna musim pertama kali mama dan papa bertemu. Ketika musim gugur di Inggris. Cerita pertemuan mereka panjang. Pokonya mereka bertemu saat musim gugur, deh!
      Kembali kepada cerita orang tuaku yang sekarang. Setelah hampir 4 tahun mama benar-benar gak mau "move on" dari papa, akhirnya mama bertemu dengan Om Yovie. Mereka pacaran sekitar 5 bulan lalu menikah. Om Yovie, aku memanggilnya ayah, benar benar baik dan asik! Dia seorang novelis yang terkenal bangeeeeet. Ketika adik menjailiku, dia selalu membelaku. Adil banget pokoknya.
      Dan, adikku yang jail banget (yang berati anak Om Yovie) itu Iqbal. Lengkapnya Iqbal Rizky Prasetya. Nama yang lumayan panjang juga manis. Aku suka namanya. Hanya nama. Cukup namanya. Orangnya.... tergantung sikon lah yaa... . Tapi bagaimanapun aku tetap menyanginya seperti adik kandung sendiri. Gak pernah mbahas "kamu anak tiri mama". Gak jarang sih kalimat itu terbesit ketika aku emosi kepadanya. Tapi, aku selalu menahan diri agar tidak menimbulkan masalah, yang bakal membuat ayah memanggil dokter karena mama darah tinggi menghadapiku. Iqbal walaupun cuek bangeeeet dan jaiiiiiiiiiil, itu topik yang cukup sensitif buat dia. Secara lah ya. Dia belum sempat mengenal mamanya. Berbicara seperti hanya mengingatkan Iqbal tentangnya
      Sebetulnya, lepas dari sifat jail, ngeselin, dan lain lainnya, Iqbal tu cowok yang manis. Dia kelas 3 SMA dan banyak yang nggebet dia. Bisa dibilang Iqbal tu cober alias cowok bersama. Coba cewek-cewek itu tau gimana penderitaanku tiap hari karena keisengannya. Tapi, yah ku akui dia emang ganteng, pinter, juga romantis. Siapa juga yang gak suka?
      Tapi, itu juga gak menguntungkan buatku. Karena sifat "manis"-nya itu, aku kena masalah. Nah, ini kembali dengan ke-bete-an ku ke Iqbal tadi.
      Ceritanya, aku duduk manis mendengarkan pelajaran guru sejarahku. Aku selalu pay attention karena sejarah termasuk pelajaran favoritku. Iqbal duduk dibelakangku. Aku dan Iqbal sebenarnya seumuran. Hanya beda bulan. Aku Maret sedangkan dia September. Makanya dia adik. Hehe....  Tapi aku jarang mau dipanggil kakak. Kliatan tua. Tapi kadang, Iqbal tetep manggil kakak. Nyebelin emang.  Back to masalah!
      Saat asik-asik cerita, tiba tiba ada gulungan kertas lewat dari belakang dan jatuh di depan kaki guruku. Pluk! Bunyinya gak terlalu keras. Secara bunyi kertas. Selembar lagi. Tapi mampu mengalihkan perhatian satu kelas. Guruku mengambil kertas itu sambil bertanya, "Siapa yang gak tau letak tempat sampah di sini?". Itu pertanyaan yang keluar bila ada yang membuang sampah sembarangan. Karena aku emang gak tau, jadi otomatis aku menggeleng.
      Saat dibuka kertas itu, raut muka guruku berubah. Wajahnya merah padam. Menyeramkan. Kami malah penasaran. Dan, yang terjadi selanjutnya merupakan awal kebetean ku hari ini.
      Guru membalik kertas itu sehingga kami sekelas bisa melihatnya. Karena aku di depan, dengan cepat aku menangkap bentuk gambar itu.
      Itu seperti gambar lingkaran yang besar dan dihiasi dengan parah.Setelah dilihat-lihat, itu gambar orang. Owh, di atasnya di tulisi "JATI DIRI BU RAHAYU YANG SEBENARNYA". Seisi kelas tertawa. Aku hanya tertawa kecil. Masih melihat gambar itu.
      Setelah ku perhatikan dengan seksama, aku menangkap maksud Bu Rahayu yang dari tadi melihatku. Di situ tertulis "SALAM MANIS, RIRIN AUTUMN NADHILANI" lengkap dengan tanda tanganku. Ketika aku berubah menjadi tercengang, Bu rahayu membacakan 'kalimat palsu' itu. Seisi kelas heboh.
      Hey! Dari tadi aku hanya duduk manis mendengarkan penjelasan Bu Rahayu. Dan tanda tangan itu, aku.... . Oh! Aku tau ini ulah siapa. Siapa lagi yang bisa meniru tanda tanganku dengan baik kalau bukan, IQBAAAAALLLL!
      Sumpah aku akan memasungnya di rumah! Tia yang ada disebelahku menyenggol, "Eh, nekat banget lu!"
      "Suer bukan gue! Ini kerjaannya Iqbal!" belaku.
      "Ririn! cepat ikut saya!" seru Bu Rahayu. Kelas sunyi seketika. But, Hello! Itu bukan salahku!
      "Itu bukan saya, bu! Daritadi saya hanya mendengarkan ibu" ujarku protes.
      "Lalu siapa? Disini ada tanda tanganmu? Apa kamu akan menyangkalnya?" sambarnya cepat. 
      Oh no, batinku. I'm in trouble. Dan ini semua ulah Iqbal!
      "Iya tu, Nie. Itu kan ttd lu." kata Iqbal dari belakang. Oooh... Aku akan benar-benar membunuhnya nanti.
      "Alah! itu lu kan?!" balasku sewot.
      "Sudah, Rin! Sekarang cepat ikut saya. CEPAT!" seru Bu Rahayu menggelegar. Cetar membahan banget, deh!
       Dengan berat hati aku berdiri dan berjalan keluar. Sempat terlihat olehku, Nia, sahabatku, memberikan semangat melalui isyarat (bayangkan sendiri deh). Gak sedikit yang meyeringai. Apalagi seringaian Iqbal yang menyebalkan. Hukh!!!!!!! >.
       Oleh Bu Rahayu aku digiring ke BP, duduk gak bergerak, dan dengan khusyuk harus mendengarkan ocehan guru BP. Tiap pertanyaan yang ditanyakan padaku tidak ku jawab. Malas. Toh pasti aku yang kena. Aku hanya diam sambil memikirkan caraku untuk memasung Iqbal. Itu malah membuat guru BP makin lama "menasehati".
        Setelah "prosesi" itu selesai, aku diperbolehkan mengambil tas di kelas lalu pulang. Hari ini pulang cepat akrena ada rapat guru. Syukurlah. Aku males liat wajah nyebelin dan kepo temen-temenku. Di kelas, aku dikenal sebagai anak yang aktif dan bereputasi bersih. Dan tiu semua tercoreng karena IQBAL!!!!!!
        Aku berjalan gontai di depan sekolah. Gak mbayangin gimana omelan mama nanti. Pasti Iqbal cerita. Akh!!!! BAD DAY EVER!!!!
        Tiiiin Tiiiiin!!!!
        Aku menoleh. Terlihat wajah lembut yang mengurangi kebeteanku hari ini. Nu. Asyiikkk!!! Dia njemput aku! Pasti di kasih tau Iqbal kalo hari ini aku pulang cepat. Harusnya aku berterima kasih ke Iqbal. Tapi, karena peristiwa "Kertas Gulung" tadi, aku gak bakalan sudi!
        Kenalin nih guys! Dia Nu, pacarku. Jiaaah... Pede banget. Tapi beneran lho. Nama lengkapnya Nugroho Septiadi. Nama yang terlalu tua menurutku untuk cowok seganteng dia. Sebetulnya nama panggilannya Nugrah, tapi aku lebih suka manggil dia Nu. Unyu aja. Dia sahabatku mulai SD. Kita pacaran udah lama. Sejak SMP kelas 2. Dia setahun lebih tua dari aku. Sekarang dia udah kuliah di UI. Universitas impianku sejak lama.
        Begitu melihatnya, aku langsung berlari menuju mobilnya dan masuk. He save my day! Seenggak-enggaknya mengurangi kecapeanku.
        "Hai, Nie" Sapanya
        "Hai juga. Dikasih tau Iqbal aku pulang jam segini?" Tanyaku.
        "Gak dikasih tau, sih. Tepatnya aku yang nanya." Jawab Nu sambil menstater mobilnya dan pelan tapi pasti, meinggalkan sekolahku, yang juga dulu sekolahnya.
       "Dalam rangka apa nanya?"
       "Yaah... Nanya. Gak mau dijemput?"
       "Mau banget lah. Lagian aku juga lagi bete"
       "Kenapa?" Dan dengan panjang x lebar + tinggi aku menceritakan semuanya ke Nu. Dia hanya tersenyum sambil mendengarkan ceritaku.
       Gitu cerita pagi petakaku. Yaah, mungkin bagian bersama Nu gak termasuk. Walaupun dia sempat menggodaku.

                                                                 _************_


        Aku sedang heboh bercerita dengan Olga, sahabatku yang sekarang ada di Palembang. Karena papanya dipindah tugaskan di sana, jadi sekeluarga diboyong juga. Sempet sedih juga dia pergi, tapi komunikasi kita masih lancar.

        "Hahaha!!" tawa Olga keluar begitu aku selesai bercerita. "Iqbal itu emang expert banget kalo ngisengin orang. takjub, deh"
       "Makanya jangan putus, dong. Gue kan punya orang yang bisa gue salah-salahin selain si Iqbal!" kataku jutek.
       "Eeeeh...  Kok gitu, sih!" ujar Olga sewot.
       Yaah... dia itu mantannya Iqbal. Tapi, waktu Olga pindah, mereka putus. Sayang banget. Lumayan ada yang bisa ngontrol Iqbal kalo lagi "kumat" selain ayah. Waktu kutanya kenapa putus, dua-duanya sama-sama jawab gak enak LDR (long distance relationship). Alasan apaan tuh! Kan sayang banget. Dua itu udah jodoh banget. Walaupun aku tau mereka sampe sekarang DDS (Diam diam suka). Dasar dua orang tu.....!
       "Ya masa cuman gara gara distance aja lu nyerah. LDR it's not the end of the world,honey" kataku sok bijak.
       "Kok lu malah ganti mojokin, sih! Gak wow lu!"
       "Habisnya...."
       "Oh ya, Nie..."
       "Apa?"
       Olga terdiam lama. Ngapain, sih ni anak?!
       "Ga... ??? Olga???"
       "Nggak!... Nggak jadi!"
       "Kenapa, sih lu? Kesambet?" tanyaku heran. Gak beres ni anak
       "Eh! Ndoainnya kok gitu, sih! Gue doain Iqbal makin hebat kalo ngerjain lu!" Ancamnya.
       "Ga...! Lu kok gitu?"
       "Gak kreatif lu. Baru juga gue ngomong kayak gitu."
       "Ya gue mau ngomong gimana?"
       "Tau', deh!"
       "Ga!" Dia kedengaran jutek... Oh Tuhanku... Jangan dia marah sama aku. Gak ada temennya dooong. Si Nu mbelain Iqbal. Mentang-mentang sobatan.
       "Eeeeh.... Jangan marah, dong! Becanda doang"
       "Udah, deh. Baterei gue mau abis. bye!" Ucapnya datar.
       "Gaaaaa!!!!"
       Tuuut.....Tuuuut.... . Yaah.... Dimatiin. Akh!
       Aku memberantakan kasurku, menendang apa yang ada di depanku (mau tembok terserah!), mencoret buku-buku yang ga kepake. Pokoknya JUTEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
       Aku heran. kenapa, sih pada nyebelin semua! Mana papa sama mama gak ada. Gak ada yang bisa mbelain. Nu juga udah mulai kumat jailnya, Olga ngambek, Iqbal lagi overdosis isengnya. Buset, deh!
       Ketika asik-asiknya nglamun, Iqbal masuk. Kacangin ajah, deh!, pikirku Males ngeladenin.
       "Buseeeet! Habis diputusin Nugrah yah lu? Ni kamar kena badai galau lu?" katanya. Aku diem.
       "Makanya jadi cewek jangan mintain pulsa mulu. Bangkrut lama-lama Si Nugrah. Kasian amat tu anak. Mana lu kalo minta maksa lagi." Iqbal memanas-manasi. Aku tetap diam. Sabaaar..... Sabaaaar.... .
       "Jadi cewek tu kayak Olga gitu lho. Nyenengin cowoknya mulu. Gak ngrepotin juga."
       "Alah, toh kalian juga putus" jawabku akhirnya. Sebel juga lama-lama.
       "Kan bukan karena masalah."
       "Tapi jarak. Klise banget."
       "Yang minta Olga."
       "Brarti yang nyusahin tu lu, bukan Olganya."
       "Sembarangn lu ngomong. Udah cepetan turun! Mama sama papa manggil."
       "Ngapain?" Gak berselera banget mau turun.
       "Mana gue tau? Ngapain kepo? Emangnya lu, Miss Kepo? Udah cepetan!"
       "Sialan lu!" maki ku.
       Iqbal turun duluan (kamarku di lantai 2. Bukannya maksud meredahkan yang baca. Barangkali aja ada yang bingung). Dengan malas aku turun. Pasti mama mau ngomel soal BP tadi. Kan daritadi pagi mereka pergi. Huph.... Nasib gak bagus minggu ini.
       Begitu sampai di ruang keluarga, aku langsung disambut konfetti. DI MUKA KU! Mama sempat berseru, tapi yang lain cuek aja. Sialan banget Iqbal. Mana sakit lagi. Mau maki Iqbal, tiba-tiba semua nyanyi.


  Happy Birthday Onnie....Happy birthday Onnie...  Happy Birthday Happy Birthday....  Happy Birthday Onnie!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


        Semua orang yang kusayang disitu. Di rumahku. Di ruang keluarga. Ada mama, ayah, Iqbal, Nia, Olga, Steffy, Oxa (Steffy sama Oxa itu sahabatku yang lain), Nu. Akh... Aku terharu. Seandainya ada papa. It will be perfect.

        Melihatku berkaca-kaca, Steffy mendekatiku. "Kenapa, Nie? Lu gak seneng sama suprise kita? terlalu heboh, ya? Iqbal, sih!" katanya.
       Aku menghapus air mataku. "Nggak! Aku suka. Suka banget, kok. Walaupun emang sakit, sih" Ujarku yang memancing tawa semuanya.
      "Emang Iqbal kalo njailin gak kira-kira" kata Olga sambil njitak Iqbal yang sedang digandengnya . yang dijitak meringis.
      Melihat itu aku heran. "Kalian balikan?" tanyaku. Tapi gak ada yang jawab -_-".
      "Kok malah bahas gue, sih! HBD, Onnie!" seru Olga.
      Semua menyalamiku. dan aku tersadar tadi itu pasti "susunan acara" -nya Iqbal, Nu, dll. Gak sopan banget!
      Begitu semua makan kue, aku mulai bertanya.
      "Bal!" yang dipanggil noleh.
      "Apaan?"
      "Brarti, tadi tu lu sengaja ngerjain gue waktu sejarah?"  Iqbal menyeringai. "Ya iyalah"
      Aku berdiri, menaruh kueku, dan berjalan menuju Iqbal. begitu sampai, ku pukuli adikku yang nuaaakhal itu. Yang dipukulin cuman mengaduh.
      "Lu tu emang, yaaaaa..... Gak kira-kira kalo ngerjain! Walaupun gue ultah, emang harus kayak gitu? Malu tau!"
     "Eeeeh...! Sekelas sama Bu Rahayu udah tau kaliii! Emang gue udah janjian sama mereka."
     "Hah?????" semua melongo mendengar pengakuan Iqbal. Gila ni anak. Niat banget! Sampe guru di lobi.
     "Jadi ceritanya, gue bilang ke mereka kalo lu hari ini mau ultah. Gue juga ngomongin rencana gue itu. Bu Rahayu sama anak sekelas langsung setuju. Secara lu anak emasnya Bu Rahayu dan kesayangannya anak-anak. Tapi, kalo masalah BP, mereka emang gak tau."
     "Eeeeeeh! Nama gue kan bisa cemar banget di kalangan guru! Gokil lu!!!!!!!"
     "Ya Bu Rahayu pasti belain lu lah... Sewot banget, sih lu"
     Semua tertawa. Aku hanya meringis. Astaga............. Segitunya Iqbal ngasih suprise aku. Bikin darah tinggi aja.



Hey, you know what? It's my sweetest birthday ever! Tapi...


Nggak gitu juga kan caranya!!! >.<"

Dasar Iqbaaaaal!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar